Langsung ke konten utama

Coretan Di Penghujung Mata Kuliah


Mahasiswa Magister PAI bersama bapak Dr. Ainur Rofiq, M.Pd.I,
dosen pengampu mata kuliah: Pemikiran Pendidikan Islam. 

Perjalanan Singkat

Memasuki semester dua setelah berakhirnya semester pertama, tepatnya pada bulan Februari 2025, dikeluarkan pengumuman mengenai pelaksanaan perkuliahan semester genap secara umum dan khususnya untuk program Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Islam di Universitas KH. Abdul Chalim untuk tahun akademik 2024/2025. Hal ini menjadi penanda bahwa masa libur telah berakhir, layaknya membuka lembaran baru dalam sebuah buku, begitulah dimulainya kembali aktivitas perkuliahan.

Pada awal perkuliahan semester genap ini, kegiatan belajar mengajar belum berlangsung secara optimal karena sebagian besar mahasiswa masih berada di kampung halaman, sementara yang lain masih menikmati masa liburan. Informasi mengenai dimulainya kuliah telah disebarkan melalui grup WhatsApp dan media sosial lainnya. Seiring dengan penyebaran edaran tersebut, mahasiswa mulai berdatangan ke kampus Universitas KH. Abdul Chalim, termasuk mahasiswa program Magister Pendidikan Agama Islam.

Setelah berakhirnya libur semester satu, suasana perkuliahan mulai kembali aktif. Di semester dua ini, kami menerima sejumlah mata kuliah baru yang berbeda dari semester sebelumnya. Total terdapat sepuluh mata kuliah yang kami pelajari, mencakup mata kuliah umum maupun dasar. Seperti yang terlihat pada foto di atas, gambar tersebut merupakan dokumentasi dari perjalanan perkuliahan selama beberapa bulan terakhir, khususnya dalam mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam.

Dalam perkuliahan, Pemikiran Pendidikan Islam yang diasuh oleh Dr. Ainur Rofiq, M.Pd.I, suasana kelas mulai diwarnai dengan sapaan dan perkenalan antara dosen dan mahasiswa. Setelah sesi perkenalan, dosen memberikan tugas yang akan menjadi bahan diskusi pada pertemuan selanjutnya. Mahasiswa pun dibagi ke dalam tiga belas kelompok, yang masing-masing bertanggung jawab untuk menyiapkan materi dan melakukan presentasi.

 Diskusi

Berangkat dari Athena abad ke-5 SM. Muncul seorang tokoh yang mengubah wajah filasafat, Socrates (469-399 SM). Bagi Socrates, kebenaran tidak ditemukan lewat jawaban siap saji. Melainkan melalui serangkaian pertanyaan cermat. Dari pasar hingga aula, ia menggugah kesadaran warga Athena dengan metode dialektika dikenal sebagai metode socratik. Metode dialektika muncul sebagai respon atas kecenderungan manusia menerima informasi tanpa kritik. Banyak jawaban salah tanpa diuji jawaban bisa menyesatkan. Dari Socrates kita belajar bahwa pertanyaan itu dapat membangun kesadaran.

Ruang diskusi merupakan ruang terbuka para mahasiswa untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik ilmiah atau masalah yang kompleks dengan suasana yang nyaman. Tujuannya adalah untuk memperdalam pemahaman, menguji berbagai sudut pandang, dan mencari solusi atau kesimpulan yang lebih baik. 

Suasana Diskusi

Diskusi itupun tidak lepas dari kami di setiap pertemuan mata kuliah, banyak topik yang menarik salah satunya dalam mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam ini, yang membuat diskusi ini terlihat aktif. Mulai dari sesi pertanyaan sampai dengan sesi jawaban dan tanggapan baik pro dan kontrak dalam forum, menandakan bahwa sebuah masalah itu bisa dilihat dari berbagai perspektif dan pendekatan. Pro kontrak dalam mempertahankan argumentasi dalam forum adalah hal yang biasa apalagi di dukung dengan hasil bacaan dan referensi. Tidak berhenti dalam ruang dialektika, karya tulis ilmiah berupa makalah pun menjadi perhatian serius kami, mulai dari sistematika penulisan, pengutipan, dll.

Harapan

Perjalanan akhir dengan memasuki ujian akhir semester (UAS) tanggal 02 Juli 2025 mendatang, dan setelah itu libur. Di semester yang mau berakhir ini saya pun berpikir, kita tidak akan lama lagi dikampus banyak hal yang harus disiapkan dan dilakukan. Saya memiliki harapan untuk jangka pendek dan jangka panjang di perjalanan semester nanti. Memang benar, sesuatu yang akan berakhir pasti harus memiliki awal yang baru untuk dilalui.

Semangat solidaritas itu harus tetap dipupuk tidak hanya dalam ruang akademik tapi juga diruang manapun. Membangun relasi yang baik dengan dosen dan budaya literasi harus tetap di rawat bersama karena itu menjadi identitas sebagai mahasiswa. Terimakasih untuk para dosen yang telah membersamai kami dalam semester ini. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT.

Komentar

Posting Komentar

© 2020 Tassangaji

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.